Jumat, 07 Maret 2014

Sapi Brahman & Sapi Ongole

Hingga kini masih ada banyak kalangan yang kesulitan membedakan antara Sapi Ongole (Sapi Jawa) dengan Sapi Brahman (dari India). Karena itu saya sajikan artikel hasil pengamatan saya ini, semoga membantu.

Sapi Brahman.
Sapi Brahman adalah jenis sapi terbesar di Asia. Hidup di daerah yang lingkungannya keras, tandus & persediaan pakan yang terbatas. Karena itu bentuk tubuh sapi tipe Zebu ini beradaptasi dengan lingkungan keras tersebut. Punuknya yang besar adalah tempat cadangan makanan ketika musim kering (seperti halnya pada Unta), gelambir lehernya menjuntai panjang untuk mendinginkan suhu tubuhnya (seperti fungsi telinga Gajah) & tubuhnya anti serangan parasit.

Karena hidup dilingkungan kering, daging sapi Brahman mengandung lemak jauh lebih sedikit dibanding sapi Eropa. Selain itu Sapi Brahman juga tak sungkan memakan pakan berkualitas rendah seperti daun kering atau semak belukar.
Sapi Brahman adalah sapi pedaging sekaligus tipe pekerja. Sapi ini telah dipelihara sejak awal mula sejarah India, mungkin sejak bermilenia lalu.

Di Indonesia bisa dikatakan bahwa Sapi Brahman masih belum merakyat karena baru peternakan kelas besar saja yang sudah memeliharanya. Sapi Brahman ini berasal dari India dan sekitar 1 abad lalu diekspor ke Amerika & Eropa untuk dijadikan Sapi pedaging. Karena keunggulan-keunggulan fisiknya itu Sapi Brahman banyak disilangkan dengan sapi sapi jenis lainnya untuk mendapatkan sapi jenis baru yang memiliki keunggulan gabungan antara ayah dan ibunya tersebut.

Berbeda dengan sapi Ongole yang hampir selalu berwarna putih, Brahman memiliki beragam warna. Tak hanya putih atau kelabu, ada pula yang coklat, totol-totol seperti anjing Dalmatian, loreng-loreng seperti Macan dan bahkan hitam total seperti Banteng hitam lambang PDIP. Tubuh sapi Brahman terlihat panjang dan tinggi besar dengan punuk menjulang seperti punuk Unta.
Ukuran maksimal Sapi Brahman yang di peternakan sering ditemukan mampu mencapai bobot lebih dari 1,5 ton.
Telinga sapi Brahman panjang seperti telinga kelinci, kepalanya sempit dan panjang. Sering ditemukan ada sapi Brahman yang tanduknya panjang seperti Kerbau.



Sapi Ongole.
Anda tentu pernah melihat atau membaca berita tentang sapi Qurban presiden Indonesia bukan? Sepanjang sejarah, memang sapi qurban sumbangan presiden Indonesia selalu dari jenis Ongole lokal.

Sapi yang penyebarannya bersamaan dengan penyebaran agama Hindu ini penyebarannya tak hanya di India,  namun juga ditemukan bukti bukti arkeologi pada relief dan arca Candi yang berbentuk sapi berpunuk. Sebelum penjajah Belanda melakukan program Ongolisasi di Nusantara, disini sudah ada Sapi Ongole asli Jawa yang berwarna putih.

Sapi Ongole adalah jenis sapi terbesar nomor 3 di Asia setelah sapi Brahman dan Banteng India. Sapi berwarna putih yang dipelihara para peternak dan petani kelas menengah kebawah di Indonesia bisa dipastikan adalah Ongole. Sekilas bentuk Ongole begitu mirip dengan Brahman karena sama sama dari jenis Bos Indicus. Namun kalau kedua jenis ini disejajarkan barulah terlihat perbedaan mencolok. Bentuk tubuh sapi Ongole terlihat lebih kekar dari Brahman, lebih gempal dan lebih berotot. Sapi Ongole yang berbobot 1 ton saja sudah luar biasa.

Sama dengan Brahman, Ongole juga sapi tipe pekerja sekaligus pedaging. Di Indonesia, terutama daerah Jawa, sapi Ongole disebut sapi Jawa atau sapi Brenggolo. Di Jawa sapi ini adalah sapi pekerja yang terbukti kuat menjadi alat transportasi dan hewan pengangkut barang. Ada sapi Brenggolo yang menjadi penarik gerobak & bahkan penggerak alat penggiling tepung Bakmi Lethek di Kulonprogo.

Hal inilah yang menjadikannya sebagai bagian tak terpisahkan kehidupan petani, yaitu dengan menjadikannya penarik Gerobak, untuk "Ngluku" (membajak sawah) hingga sebagai "Rojo Koyo" (simbol kemakmuran petani). Karena sejak dahulu petani-petani di Jawa memelihara sapi ini salah satunya adalah sebagai tabungan yang sewaktu waktu bisa dijual.

Sapi Ongole terbesar yang pernah saya lihat adalah sapi Qurban presiden SBY tahun 2008 dengan bobot 1.450 Kg.
Belum lama ini saya melakukan riset didaerah Bantul, ternyata sapi Ongole ada yang berpunuk dan ada yang tidak. Ongole hampir selalu berwarna putih atau kelabu.

Kini di seluruh pelosok Jawa, populasi sapi Ongole murni sudah terdesak oleh Sapi Simmental, sapi hasil silangan & Sapi Limousine. Hal ini juga diperparah dengan kebijakan pemerintah RI melakukan import Sapi hidup dari Australia. Bahkan ada berita yang memberitakan kalau masyarakat Kulonprogo kurang berminat memelihara sapi Ongole.

Padahal, sapi Ongole merupakan bagian dari kearifan lokal masyarakat Jawa. Sifat sapi Ongole yang jinak dan cerdas berbeda sekali dengan sapi dari Eropa atau hasil silangan yang cenderung lebih galak dan rakus. Daging sapi Ongole mengandung lemak yang sedikit, tak seperti sapi Eropa.

Karena itu saya menyarankan dengan sepenuh hati bagi para panitia Qurban di Jawa untuk mengutamakan sapi Ongole ini untuk hewan qurbannya. Mengingat adanya teori "stok produk dipengaruhi oleh permintaan".